Minggu, 07 Agustus 2011

GEJALA ALAM

Dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak hal (tak terhingga) yang dapat kita amati. Bahkan lebih banyak yang luput dari pengamatan manusia. adapu gejala-gejala alam tersebut terbagi menjadi gejala yang disebabkan oleh faktor hayati (biotik) maupun non hayati (abiotik). Untuk lebih jelasnya seperti pada ringkasan materi berikut :


PENGAMATAN GEJALA ALAM
Secara garis besar, alam terbagi menjadi dua kelompok besar. Yaitu alam biotik dan alam abiotik. Antara keduanya memiliki gejala-gejala yang berbeda, sehingga gejala alam pun dapat dibedakan menjadi gejala alam biotik dan gejala alam abiotik. Gejala alam biotik dapat dilihat dari ciri-cirinya sebagai makhluk hidup. Sedangkan gejala alam abiotik dapat dikenali melalui warna, rasa, bau dan struktur suatu benda.
Untuk mempelajari gejala alam dibutuhkan beberapa macam keterampilan yang dikenal dengan keterampilan proses IPA.  Pada tahun 1970, American Association the Advancement of Science mengklasifikasikan keterampilan proses IPA menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu.

1.    Keterampilan proses dasar
a.    Pengamatan
Dapat dilakukan dengan panca indra untuk membau, meraba, mengecap, mendengar, melihat. Pengamatan ini disebut pengamataan kualitatif. Selain itu pengamatan dengan melakukan alat ukur (pengukuran) yang disebut pengamatan kuantitatif.
Contoh : beberapa siswa mengamati beberapa tepung yang berbeda jenisnya. Yang diamati adalah warna, rasa, ukuran, bentuk dan bau.
b.    Pengukuran
Mengukur merupakan kegiatan observasi kuantitatif dengan membandingkannya terhadap standar (konvensional maupun non konvensional).
Contoh : mengukur panjang dan luas dengan menggunakan penggaris, mengukur suhu dengan termometer, mengukur massa dengan neraca, dll
c.    Menyimpulkan
Siswa mampu membuat kesimpulannya sendiri berdasar fakta hasil pengamatan (inferensi).
Contoh : siswa diminta untuk membuat inferensinya sendiri berdasarkan percobaan beberapa larutan asam dan larutan basa menggunakan lakmus biru dan lakmus merah.
d.   Membuat prediksi
Prediksi didasarkan pada pengamatan yang cermat dan inferensi tentang hubungan antara beberapa kejadian yang telah diobservasi. Perbedaan antara prediksi dan inferensi yaitu pada inferensi harus didukung oleh fakta hasil pengamatan, sedangkan prediksi merupakan perkiraan yang akan terjadi berdasarkan data saat pengamatan dilakukan.
e.    Klasifikasi (menggolongkan)
Merupakan proses pengelompokan obyek-obyek atau kejadian-kejadian berdasarkan ciri-ciri tertentu. Klasifikasi bertujuan untuk mempermudah siswa menunjukkan persamaan, perbedaan dan hubungan timbal balik antara kejadian yang satu dengan kejasian yang lain. Keterampilan dalam klasifikasi diantaranya meliputi :
1)   Mengidentifikasikan dan menamai obyek berdasarkan sifat-sifat yang dapat diamati
2)   Menyusun klasifikasi berdasarkan urutan-urutan tertentu yang telah disepakati
f.     Mengkomunikasikan hasil
Menyampaikan pendapat (hasil dari pengamatan, pengukuran, kesimpulan, prediksi, klasifikasi) secara lisan maupun tulisan. Dapat berupa persentasi, laporan yang berisi grafik, tabel, gambar, rangkuman, dll.
Keterampilan yang diharapkan dari komunikasi hasil adalah dapat mengutarakan ide, menjelaskan penggunaan data hasil pengamatan dan mengubah data dalam tabel menjadi bentuk grafik, gambar, dsb.

2.    Keterampilan proses terpadu
a.       Mengidentifikasi variabel
Variabel merupakan sesuatu yang dapat bervarisi berubah pada suatu situasi tertentu.
Macam variabel dalam proses ilmiah :
Variabel manipulasi / variabel bebas, yaitu variabel yang secara sengaja diubah atau divariasi pada situasi tertentu
Variabel respon / variabel terikat, yaitu variabel yang berubah sebagai hasil akibat dari kegiatan berubahnya variabel manipulasi
Variabel kontrol, yaitu variabel yang sengaja dipertahankan konstan agar tidak berpengaruh terhadap variabel reapon atau variabel terikat
b.      Menginterpretasi data
Interpretasi data meliputi pengumpulan data, analisis data dan mendiskripsikan/ menyajikan data dalam bentuk yang mudah dipahami. Data yang telah dianalisis diinterpretasikan dalam bentuk kesimpulan atau menjadi suatu pernyataan.
c.       Merumuskan hipotesis
Merupakan perkiraan pengaruh yang akan terjadi pada variabel respon jika terjadi pemberian perlakuan yang berbeda pada variabel menipulasi. Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif (berdasarkan hasil pengamatan) dan secara deduktif (berdasarkan teori).
Hipotesis juga dapat dianggap sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.
d.      Mendefinisikan variabel secara operasional
Yaitu menetapkan bagaimana suatu variabel diukur.
Misalnya dalam percobaan pengaruh suhu terhadap kelarutan gula. Definisi operasional variabelnya yaitu :
v  Definisi operasional variabel manipulasi, yaitu mengukur suhu dengan menggunakan termometer
v  Definisi operasional variabel respon, yaitu mengukur waktu dengan stopwatch
v  Definisi operasional variabel kontrol, yaitu air yang digunakan berasal dari suatu tempat yang sama kejernihannya, kadar mineral di dalamnya, dll
e.       Merancang eksperimen
Eksperimen merupakan kegiatan terinci yang direncanakan yang menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji hipotesis yang dirumuskan. Ekaperimen dikatakan berhasil jika variabel manipulasi dan variabel respon memiliki hubungan yang jelas dalam suati hipotesis. Selain itu juga variabel kontrol telah tepat dilaksanakan.
Langkah-langkah merancang eksperimen :
1)   Menentukan dasar teori
2)   Menentukan tujuan percobaan
3)   Menentukan alat dan bahan
4)   Menentukan waktu dan tempat
5)   Menentukan langkah-langkah percobaan dan menyiapkan tabel data pengamatan berikut variabel-veriabel percobaan

Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan suatu metode yang tersusun atas langkah-langkah yang sistamatis yang digunakan untuk memecahkan masalah, mengetahui penyebab sehingga memiliki kesimpulan. Sifat metode ilmiah adalah dapat diuji kebenarannya dan kesimpulan tidak bersifat mutlak (akan berubah jika ditemukan kebenaran yang baru). Langkah-langkah dalam metode ilmiah antara lain :
1.      Menentukan dan merumuskan masalah
Meliputi mengumpulkan hal-hal yang perlu diselidiki dan dipelajari untuk mendapat jawaban. Dalam tahap ini diperlukan membuat daftar pertanyaan.
Contoh : Mengapa tanaman tumbuh ke arah sinar matahari?
2.      Mengumpulkan data
Mengumpulkan dan mengamati data yang berhubungan dengan masalah yang diselidiki.
Contoh : tanaman dalam pot tumbuh ke arah datangnya cahaya
3.      Membuat hipotesis
Membuat dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang diselidiki.
Contoh : pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh cahaya
4.      Melakukan eksperimen
Eksperimen dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis, dilakukan berulang kali untuk mendapat kesimpulan yang baik dan benar.
Contoh : lima tanaman diberi perlakuan penyinaran di salah satu sisi tanaman tersebut


5.      Menarik kesimpulan
Menyimpulkan masalah berdasarkan eksperimen.
Contoh : pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh cahaya
6.      Menguji kesimpulan dengan mengulang eksperimen
Setelah disimpulkan, hendaknya melakukan eksperimen untuk menguji ketepatan kesimpulan

Sikap Ilmiah
Untuk dapat menggunakan metode ilmiah yang baik, seorang harus memiliki sikap ilmiah. Diantaranya:
1.      Rasa ingin tahu yang tinggi
2.      Kejujuran (mencintai kebenaran)
3.      Ketekunan
4.      Ketelitian dan bersikap hati-hati
5.      Obyektivitas
6.       Keterbukaaan
7.       Optimis (bersemangat)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda